• Sometime some experience spiced by stupid thing. Romance,heartline etc are the appendages. So,here's my story!

    Saber Tooth


    Sebuah perjalanan pasti menghasilkan tujuan,dengan efek samping lelah.Lelah akan teriknya cobaan,lelah akan banyaknya batu yang menyebabkan tersandung.Serasa akan munafik bila tidak mengambil keputusan untuk istirahat.Tapi terkadang kita berpikir bahwa istirahat adalah sebuah indikasi akan kelemahan,dengan membuat pola pikiran bahwa kita harus melewati batasan diri kita untuk mengetahui seberapa jauh batasan kita.

    Gue cuman bilang gue sedang menginjak titik itu,titik gue sedang lelah.Dan beruntungnya di titik itu masih ada beberapa orang yang memperhatikan gue dan mencoba membawa gue kembali dalam lintasan yang masih gue lalui.Masih ingat pernah mendengar sebuah kalimat,"ketika lo melakukan suatu hal kecil tetapi masih berkontribusi di tujuan lo,you're still on the right track"
    Gue cuman bisa bilang terimakasih terhadap orang-orang yang selalu mengingatkan esensi gue masuk ke lintasan ini.Selalu mengingatkan rutinitas yang tergolong menguras banyak tenaga akan berdampak baik bagi gue di kemudian hari.

    Entah saat ini mungkin gue seperti seekor ikan kecil yang ditenggelamkan di laut dalam.Saat pada posisi itu gue cuman diberikan 2 pilihan,mau mati akan gigitan beracun ikan laut dalam atau menjadi beracun seperti mereka.Setidaknya gue berpikir bahwa gue telah memasuki sebuah tingkatan lebih tinggi dari sebelumnya,dan gue udah terlanjur masuk.Menyerah di tengah jalan sama aja gue melakukan hal sia-sia selama ini atau melanjutkan usaha yang jelas masih kurang daripada orang lain dan jelas telah diprediksi akan gagal akhirnya.

    Mungkin gue berada di posisi layaknya sebuah pensil yang tumpul.Pensil yang telah menulis banyak kejadian,mengerjakan segala pekerjaan,dan mau mencoba menggambar sebuah harapan.Mungkin pensil itu akan perlu diraut untuk menemukan ketajamannya kembali.Pastinya diraut akan menimbulkan rasa sakit yang amat sangat tapi setidaknya pensil itu akan bisa menulis kembali.

    Gue pun sadar gue telah memasuki suatu tingkatan yang tersulit.Mungkin gue akan tercecer di nomor sekian.Tapi setidaknya gue sadar,gue perlu meraut lagi diri gue.Gue perlu lebih tajam dari sebelumnya,demi menembus tebalnya cobaan.Mungkin diri gue akan habis diraut,tapi itu akan berbanding lurus dengan banyaknya tulisan yang akan gue buat nanti.



    So i'll be sharp if i had been sharpened by a sharpener



    0 comments:

    Post a Comment